Pilihan

Setiap manusia pada dasarnya memiliki pilihan. Meskipun kadang hidup terasa buntu, atau arah terlihat samar, sejatinya selalu ada jalan yang bisa dipilih, hanya saja tidak semua jalan tampak mudah atau menyenangkan. Di titik-titik terendah, seringkali yang membuat seseorang merasa tak punya pilihan bukan karena benar-benar tak ada, melainkan karena semua yang tersisa tampak menyakitkan atau penuh risiko. Maka tak heran bila banyak yang memilih diam, bukan karena lelah berjalan, tetapi karena takut salah melangkah. 


Namun, hidup tidak akan pernah benar-benar bebas dari keputusan. Sekalipun kita memilih untuk tidak memilih, itu pun sejatinya adalah sebuah pilihan. Dan ketika keputusan harus diambil, yang terbaik adalah yang datang dari dalam diri. Karena pilihan yang lahir dari hati sendiri, meski berat, tetap bisa diterima dengan lapang. Ia membawa rasa tanggung jawab yang utuh, dan jika pun hasilnya jauh dari harapan, tidak ada telunjuk yang diarahkan ke orang lain. Hanya ada penerimaan, dan keinginan untuk belajar. 


Sebaliknya, ketika kita memilih karena pengaruh orang lain karena ingin menyenangkan mereka, atau sekadar takut dianggap bodoh dan ternyata keputusan itu salah, maka penyesalannya berlipat. Kita tak hanya menanggung kegagalan, tapi juga membawa luka karena merasa hidup dijalani atas dasar suara yang bukan milik kita. Dan lebih menyakitkan lagi, mereka yang dulu bersuara, belum tentu hadir untuk ikut menanggung beban di saat jatuh. 


Namun memilih dengan hati pun tidak boleh buta. Keputusan yang bijak lahir dari keberanian, tapi juga dari kerendahan hati untuk belajar. Ada kalanya kita perlu menengok ke belakang, berkaca pada pengalaman yang pernah kita alami. Ada baiknya pula kita bertanya pada mereka yang pernah berjalan di jalan yang sama, bukan untuk meniru langkah mereka, tapi untuk memahami bentuk tanah yang akan kita injak. 


Pada akhirnya, hidup ini bukan tentang memilih yang paling mudah, tapi memilih yang paling pantas untuk kita jalani. Dan pantas itu bukan berarti sempurna, melainkan jujur dengan siapa diri kita, apa yang kita yakini, dan apa yang siap kita tanggung. Karena hanya diri sendirilah yang akan tidur dengan keputusan itu, bukan orang lain. 


"Jalan terbaik bukan yang ramai disorot orang, tapi yang membuat hatimu tenang walau sepi. Karena ketenangan bukan datang dari hasil, tapi dari kejujuran saat memilih."