Hidup Seperti Air Mengalir tapi...

"Hiduplah seperti air, mengalir saja."

 Ungkapan ini terdengar sederhana, namun mengandung makna filosofis yang cukup dalam. Dalam kehidupan yang penuh dinamika, nasihat untuk "mengalir" bisa menjadi pengingat agar kita tidak terlalu keras kepala menghadapi kenyataan. Namun, perlu diingat, mengalir bukan berarti tanpa tujuan, apalagi membiarkan diri diseret ke tempat yang tidak baik.


Air adalah simbol fleksibilitas dan ketenangan. Ia mampu menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya, mengalir melewati celah-celah sempit, bahkan menembus batu dengan ketekunannya. Dalam konteks kehidupan, ini bisa dimaknai sebagai ajakan untuk tetap bergerak maju, menyesuaikan diri dengan keadaan, namun tidak kehilangan arah atau jati diri.


Namun, analogi air juga mengajarkan satu hal penting: arah. Air yang mengalir tanpa saluran bisa meluber ke mana-mana, bahkan masuk ke tempat yang kotor dan tidak diinginkan. Nah, bayangkan kalau air itu mengalir sembarangan lalu nyenggol sesuatu yang kotor, misalnya tai. Tentu kita sendiri juga ogah kalau sampai kejadian kayak gitu, kan? Dalam hidup pun begitu. Jangan sampai karena kita terlalu santai dan "mengalir aja", kita malah masuk ke lingkungan atau kebiasaan yang buruk.


Maka dari itu, hidup mengalir saja tidak cukup. Kita perlu menentukan arah aliran itu sendiri. Jangan sampai karena terlalu "mengalir", kita justru terseret ke arus negatif yang menjauhkan kita dari nilai, prinsip, atau tujuan hidup kita.


Mengalir dalam hidup berarti tidak terlalu memaksakan kehendak, tetapi juga tidak pasrah begitu saja. Kita tetap perlu memiliki kontrol, mengambil keputusan, dan menetapkan batas. Seperti halnya air yang dialirkan melalui parit agar bisa menyuburkan sawah, hidup pun perlu diarahkan agar membawa manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.


Hidup yang baik bukanlah hidup yang keras seperti batu, tapi juga bukan yang pasif seperti genangan air. Hidup yang ideal adalah seperti air yang jernih, tenang, namun terus bergerak dan membawa kebaikan.

0 comments:

Posting Komentar