Selalu Ada Pertama Kali

Dalam hidup, setiap hal besar selalu dimulai dari sesuatu yang kecil. Sebuah langkah pertama yang mungkin tak terlihat megah, tak terdengar menggelegar, bahkan kadang tampak remeh dan tak penting. Tapi di sanalah letak keajaibannya. Karena tanpa disadari, langkah pertama sering kali menjadi fondasi dari semua yang datang setelahnya. 


Kita tak selalu sadar kapan tepatnya momen itu terjadi. Bisa jadi saat pertama kali berani jujur meski takut ditolak. Bisa pula saat pertama kali berbohong demi menghindari kecewa. Atau saat pertama kali mengambil keputusan, bukan karena tahu jawabannya, tapi karena merasa tak punya pilihan lain. Entah itu baik atau buruk, setiap momen pertama menyimpan arah, dan arah itu memengaruhi jalan panjang yang kita tempuh kemudian. 


Langkah pertama juga menguji niat. Ada yang memilih kebaikan meski penuh risiko, karena percaya bahwa kegagalan bukanlah akhir. Tapi ada pula yang memilih jalan pintas, menyimpang dari nilai, karena takut jatuh atau disakiti. Bukan karena ingin menjadi buruk, tapi karena ingin tetap aman. Di situlah kita diuji: memilih berani dan benar walau berat, atau mudah tapi menipu nurani. 


Namun begitulah hidup berjalan, dengan ragu, dengan salah, dengan mencoba. Tak ada yang benar-benar siap saat memulai. Tak ada pula jaminan bahwa semua akan berjalan mulus. Tapi setiap langkah yang diambil dengan kesadaran akan makna, akan membentuk karakter dan pilihan kita ke depan. Dan setiap keputusan yang kita ambil, sesungguhnya adalah cermin dari keberanian atau ketakutan yang kita peluk dalam diam. 


Sebab sejatinya, bukan tentang seberapa mulus kita melangkah, tapi tentang seberapa jujur kita pada diri sendiri saat mengambil langkah itu. Dan pada akhirnya, kita akan mengerti bahwa…

“Yang pertama memang tidak sempurna, tapi tanpanya takkan pernah ada yang berikutnya.”

0 comments:

Posting Komentar