Ada kalanya hidup mempertemukan dua jiwa yang sefrekuensi — saling memahami, saling merindukan, bahkan saling menguatkan. Namun pada saat yang sama, hidup pula yang membentangkan garis batas yang tak bisa dilompati: keyakinan yang tak sejalan, prinsip yang tak bisa dinegosiasi.
Sebagian orang hanya ditakdirkan untuk bertemu, bukan untuk bersatu. Kalimat ini mungkin terdengar pahit, tapi ia adalah kenyataan yang dialami banyak orang. Bukan karena cinta mereka salah, melainkan karena cinta mereka terhalang oleh batas yang lebih besar: agama, nilai, atau jalan hidup yang tak searah.
Kadang, dua insan itu seperti langit dan bumi — selalu bertatap muka sepanjang waktu, saling memandang dalam diam, berbagi matahari yang sama, namun tak pernah bisa bersatu dalam satu ruang yang nyata.
Mereka dekat, tapi tak tergapai. Saling hadir, tapi tak bisa menyatu.
Dan mungkin itulah cinta mereka: indah dari jauh, utuh dalam perasaan, tapi tak pernah menjadi kenyataan.
Pertanyaannya kemudian muncul: Jika akhirnya tak bisa bersama, mengapa harus dipertemukan?
Pertemuan semacam ini kerap terasa seperti candaan tak lucu dari semesta. Tapi di balik itu, ada pelajaran yang tak bisa dibeli oleh waktu: bahwa mencinta tidak selalu berarti memiliki, dan merelakan bukan berarti kalah.
Kadang, Tuhan mempertemukan dua orang bukan untuk menyatukan mereka, melainkan untuk membentuk mereka. Cinta yang tak sampai bisa jadi guru yang paling jujur — mengajarkan ikhlas, membentuk kedewasaan, dan membuka mata bahwa cinta sejati bukan sekadar akhir yang indah, tapi perjalanan hati yang memanusiakan.
Pada akhirnya, jalan satu-satunya adalah berdamai. Bukan melupakan, bukan memusuhi takdir, tapi menerima bahwa tak semua rasa harus berujung bersama.
Berdamai berarti memahami bahwa kehilangan pun bisa penuh makna. Bahwa melepaskan pun bisa menjadi bentuk paling mulia dari mencintai.
Karena cinta tak selalu soal memiliki seseorang, tapi seringkali tentang merelakan dia berjalan di jalan yang ia yakini, meski tanpa kita di sisinya.
0 comments:
Posting Komentar